3 Amazing Things about Living in Japan

Well, I will try to write this post in Bahasa Indonesia, since my purpose of making this blog is to help Indonesian students to get used to the daily lives in Japan. But, don't worry, I'll put the english translation in my later post^^

Awal hidup di dorm, jujur saja, saya sangat terkagum-kagum dengan segala hal. Bahkan ada satu hal yang membuat saya teriak ketakutan pada saat saya baru sampai di dorm, bisa tebak apa? Lampu yang otomatis turn-on turn-off lol. Masih lekat di pikiran saya, pada saat saya sampai sekitar pukul 15.00, dan di dalam dorm tidak ada satu pun orang. Kebetulan kamar saya berada di paling ujung dekat toilet, sehingga saya harus berjalan cukup jauh dan melewati lorong dari pintu masuk. Saat itu saya terburu-buru karena harus pergi lagi ke Ward Office (semacam kantor keluarahan untuk mengurus Residence Card) dan saat itu juga saya belum terbiasa dengan kunci kamar yang juga sangat canggih, memakai password. Ketika saya tidak bisa membuka pintu kamar, tiba-tiba lampu di lorong mati dan seketika semua menjadi gelap. Sehingga saya ketakutan dan berpikir macam-macam. Padahal itu hanyalah lampu otomatis yang jika kita lewati lampu itu akan menyala kembali. Sungguh konyol, bukan?

at the ward office
Did this administration thing, complicated but I got help from Makoto, my friend who also picked me up at the airport
With others
My Residence Card
Bukan itu saja, hal kedua yang membuat saya kagum pastinya toilet di dorm. Hal yang unik dari Jepang dan pasti semua orang mengetahuinya adalah toilet. Betul kan? Budaya toilet di Jepang itu memang tak tertandingi, dari mulai kegunaannya, kebersihannya, dan juga pasti tombol-tombol canggihnya. Saya benar-benar jatuh cinta dengan toilet-toilet yang ada di jepang, terutama di kampus. Semua toilet selalu tersedia tisu dan pastinya air serta sabun. Pernah satu kali, saya mencoba semua tombol dan menghabiskan beberapa menit di dalam toilet hanya untuk mengamati semua instruksi dan tulisan yang ada di dinding toilet serta yang berada di belakang pintu toilet. Kebetulan kamar saya hanya 5 langkah dari toilet, di pagi hari saya bisa berada di toilet sambil surfing internet di handphone. Kadang saya juga mendengar teman sedorm saya menonton drama di dalam toilet. Banyak hal unik yang saya alami di toilet jepang, salah satunya adalah efek tidak mengerti kanji "emergency button" dan saya menekannya. Terlebih lagi, respons petugas yang mengira terjadi sesuatu di toilet sangat cepat. Itu terjadi di Morikoro Park ketika ada welcome party yang diadakan oleh PPI Nagoya. Sungguh lucu dan sedikit memalukan, bukan?
Super complete buttons on my left side in the toilet

Hal yang ketiga, pastinya fasilitas dorm yang saya tempati. Secara keseluruhan, dorm yang saya tempati selama satu semester itu sangatlah bagus. Mau dibandingkan dengan dorm yang ada di Indonesia? Apalagi universitas negeri? Hmm sepertinya berbeda sekali. Mungkin ini juga berbanding lurus dengan biaya tiap bulan yang harus kita bayar, sekitar 20,000 yen belum include water and electricity expenses. Dan juga, seperti yang kita tahu bahwa orang Jepang sangat strict soal kebersihan, kerapihan, dan keteraturan. Dari mulai orientasi dorm, cara membuang sampah dengan teknik pemisahan sampah yang berbeda-berbeda, serta para staff yang sangat membantu dan ramah. Mereka semua bisa berbahasa inggris dan bahkan ada satu orang bisa berbahasa Indonesia! Sungguh multicultural! Dan bedsheet kita juga dicuci oleh staff setiap satu bulan sekali, petugas kebersihan juga membersihkan bagian umum di dorm, termasuk toilet, jadi kami tidak usah capek-capek membersihkannya. Yang paling keren adalah mereka meninggalkan pesan kepada kami di secarik kertas jika kami tidak menjaga kebersihan atau kami tidak menaruh dengan rapih peralatan masak di dapur. Inilah benar-benar budaya malu yang diterapkan oleh Jepang.
I sent this picture to my friend and he said, the dorm was like hotel! Indeed, it was very neat, clean, and well-equipped.

Tempat saya tinggal bernama Yamate International Residence South, yang memang baru dibangun, dan di dalamnya terdapat 8 kamar, sedangkan beberapa teman saya yang tinggal di Yamate International Residence North, satu kamar satu orang dan memiliki toilet sendiri dengan bathtub, tapi mereka harus membersihkan segalanya sendiri dan yang tidak enaknya adalah wifi tidak tersedia di dalam kamar. Sedangkan, dorm saya, menyediakan LAN Kabel di setiap kamar, jadi saya hanya perlu membawa router. Menarik bukan? No wonder, the quality of life in Japan is indeed high and technology plays the most important part of their lives.

Komentar

Postingan Populer